Di tengah kondisi asap yang makin gak menentu, hidup harus tetap berlanjut yes..
Dari pagi sibuk ngerjain ini - itu. Sekali - kali intip situsnya BMKG liat grafik PM10 di area Pekanbaru, berharap turun ke level baik, atau setidaknya sedang. Walaupun yakin harapan kali ini sepertinya bakal berakhir dengan ke-haluan aja.
Sedikit melipir dari topik asap, mari berbincang - bincang singkat dengan bahasan yang ringan siapa tau bisa sedikit mengurangi rasa sakit kepala akibat kurangnya pasokan oksigen. Tentang apa? Yup, mari berbicara tentang pasangan hidup. (Nah, jomlower langsung protes, ini malah bikin kepala makin puyeng 😅 ). Tapi tenang aja, gak bakal berat - berat koq pembahasannya.
Talk about Pasangan Hidup, ada beberapa tipe pasangan tergantung dari cara mendapatkannya. Apa aja?
1. Pasangan hidup pilihan kita sendiri, namun tak direstui oleh orang tua
2. Pasangan hidup yang tidak kita sukai, namun terpaksa diterima karena dijodohkan oleh orang tua
3. Pasangan hidup yang kita sukai, pilih sendiri atau dijodohkan orang tua, dan disukai oleh semua pihak.
Kalau ditanya kita maunya yang seperti apa, pastinya semua bakal menjawab mau yang tipe ketiga kan. Namun hidup kadang gak selalu sesuai dengan yang kita harapkan. Adakalanya kita dihadapkan pada pilihan yang kita buat namun dengan konsekuensi tertentu, atau terpaksa menerima pilihan yang disodorkan tanpa punya kuasa untuk menolak. (oke, sepertinya bahasan mulai berat 😏)
Tapi apapun kondisinya kita tak punya pilihan lain selain menjalaninya dengan sebaik - baiknya, right? Yah. sebaik - baiknya dan seikhlas - ikhlasnya.
Sebaik - baiknya berarti memberikan upaya terbaik kita menuju kebaikan, seikhlas - ikhlasnya berarti siap dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Nah. apapula hubungannya dengan pemimpin? Kenapa pemimpin dikait-kaitkan dengan pasangan hidup? Tentu saja ada hubunganya sodara - sodara. Walaupun bukan hubungan sedarah apalagi sepersusuan. Tapi sejauh ini hubungannya baik - baik saja. (Oke, Stop. Ini author makin halu, efek kelamaan diasapin kayaknya 😅)
Pemimpin yang kita miliki juga seperti halnya pasangan hidup. Ada kalanya pemimpin yang kita pilih namun tidak disukai pihak lain, ada yang terpaksa kita terima karena merupakan hasil pilihan suara terbanyak, ada pemimpin yang dipilih dan disukai semua kalangan. Walaupun yang ketiga ini bakalan sulit didapatkan sepertinya.
Namun apapun itu, tak ada pilihan lain selain menjalani dengan sebaik - baiknya, dengan seikhlas - ikhlasnya.
Pujilah ia ketika melakukan hal yang baik, dan kritiklah dia ketika memberikan kebijakan yang kurang sesuai, terlepas dari itu pilihan kita atau bukan.
Mengkritik seseorang yang menjadi pilihan kita bukan berarti kita menyesal dengan apa yang kita pilih, tapi lebih kepada berusaha logis dan rasional bahwa tak ada manusia yang sempurna. Percayalah, pemimpin kita perlu dikritik. Ketika kita diam saja dan malah menyembunyikan kesalahannya bukan tidak mungkin beliau akan melakukan banyak kesalahan lagi yang pada akhirnya akan merugikan kita sendiri. Tidak perlu pura - pura bahagia, karena pura - pura bahagia itu melelahkan.
Akan sama halnya ketika pasangan yang kita pilih melakukan hal - hal yang salah, kita harus speak up. Sampaikan. Jangan hanya demi mempertahankan ego di depan orang tua kita yang sudah mengingatkan di awal - awal misalnya, kita malah menyembunyikan, mendiamkan, seolah semua baik - baik saja. Bukan tidak mungkin hal itu menjadi besar, sampai KDRT misalnya, karena pasangan kita tau kita hanya akan tetap diam, demi ego kita, yang akan membuat dia semakin semena - mena.
Begitu juga halnya akan kebaikan yang dia lakukan. Silahkan diapresiasi dengan baik. Tak usah dicari - cari kesalahannya dimana demi menunjukkan kalau yang dipilihkan untuk kita itu tidaklah baik. Haisshh.... Menjadi julider full time itu juga butuh energi yang banyak, bro. Pun dengan kesalahan yang dilakukannya, silahkan dikritisi dengan baik.
So, apakah itu dipilih sendiri ataupun dipilihkan untuk kita, seorang pemimpin tetaplah pemimpin kita, seorang pasangan tetaplah pasangan kita. Mari bersinergi demi kebaikan, bukan mengedepankan keegoan. Ingatlah, jalani dengan sebaik - baiknya dan seikhlas - ikhlasnya. Sebaik - baiknya berarti memberikan upaya terbaik kita menuju kebaikan, seikhlas - ikhlasnya berarti siap dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Dah, segitu aja.
Salam dari negeri di atas awan, eh.. asap. 😊